KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3
PEMIMPIN PEMBELAJARAN
DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
- Pemimpin pembelajaran dan pengelolaan sumber daya dan implementasinya di kelas, sekolah dan masyarakat sekitar.
Pemimpin adalah seseorang yang harus memiliki kompetensi dan skill dalam mengatur dan mengelola sebuah organisasi, instansi,ataupun daerah. Begitupula dalam pembelajaran dalam hal ini adalah seorang guru, harus mampu mengelola segala sumber daya di sekitarnya. Seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisa, dan memetakan potensi sumber daya / aset utama daerah/ sekolahnya dengan pendekatan berbasis aset (asset based thingking), selanjutnya memanfaatkan dan memberdayakan aset- aset tersebut semaksimal mungkin untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid.
Beberapa aset/ modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pemebalajaran antara lain sebagai berikut:
a. Modal manusia
Modal manusia tersebut terdiri dari kepala sekolah, pengawas, guru, orag tua, dan murid serta ketenaga kependidikan seperti tata usaha, penjaga sekolah
b. Modal Fisik
Bangunan dan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkkan sesuai dengan bentuk dan pemanfaatanya, misalnya laboratorium komputer dapat dimanfaatkan untuk belajar mengenai TIK dll
c. Modal Sosial
Pemanfaatan modal sosial dalam hal ini dapat melalui kerjasama dengan MGMP tingkat sekolah maupun MGMP antar sekolah untuk meningkatkan kompetensi sekolah
d. Modal Politik
Modal politik ini merupakan kerjasama dengan pihak luar, seperti dukungan dari Babinsa/Babinkabtibmas
e. Modal Finansial
Anggaran/dana untuk mendukung proses pembelajaran, misalnya BOS atau OSIS
f. Modal Lingkungan/alam
Modal Lingkungan/Alam Lingkungan / alam yang ada disekitar sekolah merupakan modal yang sangat berharga untuk menciptakan pembelajaran yang menyenagkan, seperti memanfaatkan lingkungan menjadi area apotik hidup dan dapat dimanfaatkan untuk belajar tentang obat dan pemanfaatanya
g. Modal Agama/budaya
Modal Agama dan Budaya untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas yakni, dengan adanya warga sekolah dan lingkungan religius, adanya tokoh agama baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar, dan terlibat aktif dalam komunitas keagamaan dan budaya daerah setempat
Bentuk implementasi pengelolan sumber daya di kelas dapat terlihat dari pemanfataan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar murid, misalnya untuk contoh-contoh nyata yang terakit dengan materi, bisa diambil dari kelas itu sendiri, entah itu berupa benda-benda ataupun kondisi kelas yang dapat saya integrasikan ke dalam Bahasa Inggris, kemudian saya juga memanfaatkan space kelas, seperti pembentukan kelompok dengan mengarahkan mereka untuk mengatur posisi kelompoknya senyaman mungkin. Kemudian, implementasi di sekolah dan masyarakat merupakan keterlanjutan dari impelementasi di kelas. Jika kelas sudah dapat dimanfaatan secara optimal., maka akan lebih mudah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sekolah, dan masyarakat juga memiliki peran yang cukup penting terutama dalam hal keamanan dan kenyamanan. Di sini saya memanfaatkan lingkungan sekolah untuk pembelajaran murid. Adanya pojok baca, perpustakaan, dan lingkungan yang asri dapat diberdayakan agar pembelajaran tidak selalu harus berada di dalam kelas, oleh karenanya dibutuhkan kolaborasi dengan rekan sejawat dan masyarakat sekitar agar terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif, sehingga murid-murid merasa aman dan nyaman untuk belajar baik di dalam maupun di luar kelas. - Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid yang lebih berkualitas.
Pembelajaran murid akan diberikan secara optimal jika pengelolaan sumber daya sudah dilakukan dengan tepat. Pemetaan 7 (tujuh) aset/modal yang dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh pihak terkait, akan berpengaruh pada sudut pandang seluruh warga sekolah mengenai rencana tindak lanjut yang akan dilakukan, karena kita sudah paham , ternyata banyak kekuatan yang dimiliki sebagai modal untuk proses pembelajaran yang lebih maksimal, yang tentunya bermuara pada pembelajaran yang berpihak pada murid dan ketercapaian generasi yang gemilang sesuai denga visi dan misi sekolah yang digagas sejak awal.
Sebagai contoh saat pembelajaran Bahasa Inggris mengenai Lingkungan sekolah, murid dapat dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian diajak berkeliling sekolah untuk mengamati secara langsung bagian-bagian sekolah yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Selain mengamati, murid juga diarahkan untuk melakukan wawancara singkat dengan kepala sekolah, atau guru, juga murid dari kelas lain. Materi akan disampaikan dengan lebih sederhana, namun lebih bermakna.
BACA JUGA
- Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul sebelumnya
a. Modul 1.1 Filososi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Seorang pemimpin harus bisa memastikan pengelolaan sumber daya sudah dilakukan dengan tepat, karena dengan memanfaatkan segala aset yang dimiliki secara optimal, akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya dan meningkatkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.
b. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Salah satu peran Guru Penggerak adalah sebagai Pemimpin Pembelajaran, dan seorang pemimpin pembelajaran harus dpat memaksimalkan nilai-nilai yanng ada dalam dirinya yaitu, mandiri,inovatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada murid. Kelima nilai tersebut memiliki peran penting dalam optimalnya pengelolaan sumber daya sekolah. Secara mandiri, seorang guru dapat meningkatkan potensi dan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan mandiri, yang nantinya akan berdampak pada pembelajaran yang inovatif. Kemudian berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah, memetakan potensi dan memahami kekuatan yang dimiliki, serta merefleksikannya secara bersama-sama pula, yang tujuan akhirnya adalah memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid
c. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Seorang Guru harus memiliki visi khusus yang akan mendukung visi sekolah secara umum. Di dalam mewujudkan visi butuh suatu pendekatan dalam hal ini spendekatan inkuiri apresiatif yaitu suatu pendekatan yang berbasis pada kekuatan. Hal ini sangat sejalan dengan modul yang sedang kita pelajari saat ini karena dalam langkah-langkah BAGJA dibuthkan suatu pengelolaan sumber daya yang bersumber pada kekuatan sehingga dapat mewujudkan suatu prakarsa perubahan yang kita inginkan.
d. Modul 1.4 Budaya Positif
Salah satu aset penting yaang mendukung pengelolaan sumber daya sekolah adalah Aset budaya. Budaya positif di lingkunga sekolah menjadi kekuatan penting. Dengan membangun budaya positif, akan menciptakan lingkungan dan warga sekolah yang positif juga, sehingga akan berdampak pada murid baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
e. Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Langkah awal untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan pemetaan murid,baik itu pemetaan gaya be;ajar ataupun pemetaan potensi. Hal ini selaras dengan langkah awal dalam melakukan pengelolaan sumber daya sekolah, yakni diawali dengan pemetaan aset/kekuatan. Dengan pemetaan tersebut, seorang guru akan mampu memaksimalkan aset yang dimiliki dengan sebaik-baiknya
f. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial-Emosional
Dalam mengelola sumber daya sekolah, haruslah dengan perasaan yang tenang, dan dengan emosi yang stabil, tidak boleh gegabah dan tergesa-gesa, hal ini erat kaitannya dengan modal sosial, dan modal politik, karena terkait dengan kerjasama dan hubungan dengan pihak lain.
g. Modul 2.3 Coaching
Poin dari Coaching adalah bagaiaman coachee dapat menemukan potensinya sendiri, dan tugas coach adalah menggali potensi tersebut. Secara tidak langsung, hal ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan langkah pemanfaatan aset setelah melakukan pemetaan.
h. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran mengambil sebuah keputusan dan menentukan apakah yang dihadapi merupakan kasus dilema etika atau bujukan moral, dengan menerapkan paradigma berpikir, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, tentunya akan berdampak pada mampu tidaknya pemimpintersebut untuk mengelola aset yang dimiliki.
- Hal-hal dan pemikiran yang berubah setelah mempelajari modul 3.2
Sebelum mempelajari modul ini Saya cenderung masih berfokus pada berpikir akan kekurangan yang saya miliki, tidak berusaha mengenali aset yang saya miliki. Saya juga belum sepenuhnya paham aset/ kekuatan apa saja yang ada dan dapat dimanfaatkan di sekitar saya. Saya masih berpikir berbasis masalah, serta Saya tidak paham bagaimana pendekatan untuk mengenali serta memaksimalkan aset yang ada.
Setelah mempelajari modul ini pola pikir saya berubah menjadi lebih optimis karena saya tidak memandang semua hal dari kekurangannya tetapi saya menggali lagi sumber kekuatan atau aset yang ada. Saya jadi dapat mengidentifkasi aset atau modal yang dimiliki oleh sekolah. Sehingga dapat mewujudkan perubahan yang saya inginkan terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran. saya dapat memanfaatkan 7 aset yang meliputi modal manusia, finansial, lingkungan atau alam, politik,fisik maupun modal sosial, agama dan budaya.
Referensi: modul-modul Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6
Salam dan Bahagia
Nana Erniwati
CGP Angakatan 6 Kota Bima
Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.2